----------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------
Ini kisah nyata dari seorang tante, agak mengherankan karena dia justru ml dengan amntan atasannya, namun inilah seks, semua bisa terjadi dan ini terjadi pada tante berikut ini.
Ini kisah nyata dari seorang tante, agak mengherankan karena dia justru ml dengan amntan atasannya, namun inilah seks, semua bisa terjadi dan ini terjadi pada tante berikut ini.
Pada suatu pagi, setelah aku didrop dikantor oleh suamiku, aku sangat terkejut melihat seorang lelaki yang ada diberanda kantorku.
Aku sempat bikin affair dengannya ketika itu walaupun aku tidak sampe bercinta dengannya, cuma petting aja.
Maklum deh ketika itu kami masih sama-sama bujangan.
“Wah mas, surprise sekali bisa ketemu mas lagi. Darimana mas tau Sintia sekarang kerja disini”. Aku sekarang kerja diperusahaan travel dibilangan Juanda.
“Tau aja, sudah berapa tahun ya kita gak ketemu. Kamu makin cantik dan sexy aja. Tadi diantar siapa, suamimu ya.
Aku denger kamu dah kawin”.
“Dah nikah, mas”.
“O iya ya, kawin ama nikah beda ya. Hayo apa bedanya, dulu kamu pernah aku kasi tebakan ini”.
“Tau kok jawabannya, masih inget, bedanya huruf S kan. Kalo nikah pake surat, kalo kawin buang aja S nya, pake urat”, jawabku sambil tertawa.
“Sin, kamu sibuk gak hari ini, kalo enggak mending kita jalan yuk, gak enak ngoborol disini”. Memang sih di perusahaan travel, aku kerja gak dibatasi jam, mo masuk atau enggak tidak dipersoalkan perusahaan asal kerjanya beres dan selalu mencapai target tugasnya.
“Enggak sibuk kok mas, kemarin tugasku untuk bulan ini dah selesai semuanya. Sekarang malah bingung mo ngerjain apa”.
“Ya udah, aku yang ngerjain kamu ya”.
“Ih si mas, makin genit aja”. Dia mengajakku ke bilangan ancol, ke pasar seni.
Pagi gini pasar seni di Ancol sepi, ya siapalah yang pagi-pagi mo kencan.
Kami jalan-jalan aja menelusuri sanggar para seniman yang banyak bertaburan disitu. Dia menggandeng tanganku, mesra banget rasanya.
“Sin, napa sih kamu keluar. aku kehilangan kamu”.
“Ya gimana lagi mas. Sintia kan dipanggil bos, ditegur karena terlalu akrab ama mas. Sepertinya ada yang lapor ke bos deh mas, gak tau siapa, soal kita petting di mobil ditempat parkir ketika itu. Sintia malu, jadi minta brenti deh. Mas sih, ngajakin petting kok diparkiran, ya keliatan orang lah”.
“Abis dah ngebet tapi kamu gak mau jalan ama aku after office hour”.
“Sekarang mas emangnya gak dicariin bos, pagi2 dah ngelayap ama Sintia”.
“Gak, harusnya aku ada seminar, tapi aku mbolos aja, ikutnya besok aja, lagian topik hari pertama ngebosenin banget, aku dah tau isinya”.
“Terus kita mo ngapain disini mas”.
“Kita ngelanjutin yang dulu yuk Sin”.
“Ngapain, petting dimobil lagi”. “Ya enggak lah, kan disini ada motel, kita kesono yuk”. Aku sih nurut aja diajak ke motel.
Mobilnya masuk kegarasi dan rolling doornya ditutup petugas motel. Aku nurut aja digandeng masuk kemotelnya. Belum pernah aku ke motel sebelomnya. Ruangannya ya standard kamar hotel lah, cuma ada cermin besar yang dipasang disebelah ranjang.
“Besar amat sih cerminnya mas”.
“Iya biar kita bisa ngeliat diri sendiri kalo lagi maen”.
“Maen apaan mas”. Dia tidak menjawab karena petugas datang lagi menagih biaya sewa kamar.
Dia membereskannya, aku duduk di kursi yang ada dikamar.
Dia mengambil minuman dari lemari es, membukakan kalengnya, memasukkan sedotan dan memberikannya ke aku.
“Sin, enak gak kawin”, tanyanya.
“Enak apaan, suami Sintia cepet mas, baru masuk sebentar dah keluar”, jawabku.
“Kasian deh kamu, coba kamu dulu gak keluar, kamu gak kecewa seperti sekarang deh”, katanya lagi.
“Emangnya mas lama ya kalo maen”.
“Dulu kamu aku ajak maen gak mau, jadilah kita cuma petting dimobil. Eee ketauan lagi. Aku kan dah napsu banget Sin, kalo udah napsu kan harusnya terus maen supaya gak jadi odol”, katanya sambil tersenyum.
“Apanya yang jadi odol”, tanyaku gak ngerti.
“Kalo udah napsu, terus gak dikeluarin kan lama2 bisa jadi odol didalem”, jawabnya sambil tertawa. “Dasar”, jawabku sambil mencubit pinggangnya.
“Dulu kan pacarannya pasfoto doang”, katanya lagi.
“Kok pas foto”, tanyaku gak ngerti.
“Iya, yang dipegang kan cuma dada keatas seperti pasfoto, gitu”, jawabnya.
“Ya dimobil mo gimana lagi, kan mas juga ngeraba-raba sampe kebawah juga sampe cd Sintia basah kuyup. Mas ndiri udah nikah” jawabku membelokkan pembicaraan.
“Kamu sampe basah, wah keenakan dong. Aku masih sendiri, menclok dari satu kembang ke kembang lain”, jawabnya. “Terus ke semua kembang mas minta kenikmatan dong”, tanyaku lagi.
“La iya lah, soalnya kalo dapet kan nikmat”, jawabnya.
“Terus mas dikasi”, tanyaku lebih lanjut.
“Seringnya sih dikasih, kalo sekarang aku minta ke kamu dikasih gak Sin, Kamu kan jablay”, katanya sambil memelukku. Wajahnya dengan sangat perlahan-lahan didekatkan wajahku.
Tanpa menunggu jawabanku, dia nekat mencium bibirku dengan penuh napsu. Aku kaget tapi tidak menolak malah menyambut ciumannya, tangannya segera menyambar toketku dan diremas2nya dengan gemas.
“Sin, katanya lagi “aku pengen ngent0t sama kamu”, katanya terus terang sambil terus meremes-remes toketku. Kancing bajuku mulai dibukanya satu persatu, kemudian tangannya merogoh masuk kedalam braku. Toketku langsung diremesnya lagi, jari2nya kemudian memlintir pentilku. Aku menjadi terangsang karena ulahnya.
“Ah, mas nakal ih”, kataku manja.
“Tapi kamu suka kan diremes2 begini. Aku pegang non0k kamu ya Sin, udah kepengin nih aku”, katanya sambil membuka retsluiting celanaku.
Dia tidak menunggu lampu hijau dari aku tapi langsung action saja. Aku membiarkan tindakannya. Celanaku malah diplorotkan sampe kepaha sehingga kelihatanlah CDku yang tipis dan minim.
baca jg gan cerita sex hot terbaru di –> cerisex.net
Dengan penuh napsu langsung tangannya menerobos ke sela2 pahaku dan menggosok non0kku yang masih dilapisi CD.
“Sin udah basah banget non0k kamu, kamu udah napsu ya, jembut kamu lebat banget Sin, nggak heran napsu kamu cepet banget basahnya, napsu kamu besar”, katanya lagi.
Aku bingung apakah membiarkan dia mengent0ti aku atau tidak, dalam hati sih aku kepengen ngerasain kenikmatan ketika dient0t. Akhirnya aku membiarkan dia meraba seluruh tubuhku. Aku buka retsluiting celananya juga, menurunkan celananya, kemudian aku merogoh masuk CDnya, wow kont0lnya ternyata lebih besar dan lebih panjang dari kont0l suamiku, ngacengnya sudah keras sekali.
“Gede amat Kont0l mas” kataku.
“Emangnya kamu belum pernah ngerasain Kont0l segede punyaku”, jawabnya bangga.
“Gak segede Kont0l mas”, jawabku terus terang.
“Wah kalo gitu non0k kamu masih sempit dong, cuma kelewatan kont0l yang kecil. Kamu mau kan aku ent0t”, katanya sambil tertawa.
Kont0lnya tergolong besar juga, keker, melengkung keatas dan urat-uratnya nonjol-nonjol.
“Wah!… pasti cewek mas ngejerit kalo mas ent0t dong”.
“Iya, ngejerit keenakan. sebentar lagi kamu juga jerit-jerit, cewek yang jembutnya lebat kaya kamu kan binal banget kalo lagi dient0t”, jawabnya.
Baju dan celanaku dilepaskan dan dia langsung saja meremas2 kembali toketku. Nggak lama kemudian braku sudah dilepasnya. Dia mencium keningku, kemudian mataku. Aku terpejam menikmati ciuman dan remasannya ditoketku. Ciumannya turun ke hidungku, pipiku dan akhirnya mendarat di bibirku. Nafasku mulai agak memburu, kami berdua terbenam dalam ciuman yang hangat. Dia mengarahkan mulutnya ke leherku, ke pundak, lalu turun ke toketku yang sudah mengeras. Dia memainkan lidahnya dipentilku yang juga sudah mengeras, yang kiri dan kemudian yang kanan.
“Aah enak”, kataku terengah karena napsuku yang sudah berkobar2.
Dia terus menciumi pentilku, kemudian turun ke perutku dan menciumi puserku, aku selalu kegelian kalo puserku dicium. Sambil mencium puserku, tangannya nyelip ke balik CD mini ku dan meraba non0kku. otomatis pahaku mengangkang supaya dia mudah mengakses non0kku.
“Sin, ni jembut, lebat amat,” katanya sambil mengelus2 jembutku.
Kemudian jarinya terbenam dinon0kku dan terus mengilik2 it1lku.
“Sin non0kmu udah basah banget, kamu udah napsu sekali ya”, katanya. Aku tidak menjawab perkataannya hanya mengerang keenakan karena kilikan jarinya ke it1lku makin cepat. Mulutnya kemudian menciumi jembutku dan kemudian lidahnya menggantikan fungsi jarinya mengilik it1lku. Aku semakin tidak dapat menahan napsuku dan eranganku semakin keras. Dia langsung meremas kedua toketku dan memlintir2 pentilku.
“Sintia udah pengen dient0t nih, masukin dong kont0l mas”, kataku minta. Lidahnya terus saja menjilati it1lku sehingga kembali aku mendesah keenakan.
“Aah enak banget, padahal baru dijilat. Apalagi kalo disodok pake kont0l gede mas, lebih enak lagi, ayoo dong Sintia udah gak tahan nih”, aku terus merengek2 minta segera dient0t.
Dia merebahkan aku diranjang. Dia segera memposisikan dirinya kedekat kepalaku
“Sin, aku pengen ngerasain dulu diemut sama kamu”, katanya sambil mendekatkan kont0lnya ke mulutku.
Segera kugapai CDnya, kuplorotkan, kemudian kont0lnya yang sudah ngaceng dan melengkung keatas kumasukan kedalam mulutku. Langsung kuemut dengan keras. Dia mendorong kont0lnya keluar masuk pelan ke mulutku sambil mendesis. Aku emut kont0lnya terus.
“Sin diemut mulut kamu aja nikmatnya kaya begini, apalagi kalo diemut non0k kamu ya”, katanya sambil mempercepat enjotan kont0lnya keluar masuk mulutku.
“Sin, aku ngecret dimulut kamu ya”, katanya.
“Jangan, dinon0k Sintia aja, Sintia udah pengen ngerasain kont0l mas keluar masuk non0k Sintia”, jawabku.
Dia melepaskan semua pakaiannya dan kemudian menarik CDku sampe lepas, kami sudah bertelanjang bulat. Dia memposisikan tubuhnya diantara kedua pahaku dan mengarahkan kont0l gedenya ke non0kku. Aku rasakan kepala kont0lnya mulai masuk perlahan, ditekannya lagi sedikit sehingga kont0lnya mulai menyeruak sdikit2 ke dalam non0kku. Bentuknya yang melengkung keatas membuat titik sensitif didalem non0k ku tergesek2 kont0lnya, membuat aku menggelinjang gak karuan.
Perlahan tapi pasti kont0lnya nancep makin dalam ke non0kku. Kurasakan non0kku udah mulai basah karena gesekan kont0lnya yang hampir masuk semua itu. Akhirnya dia mendesakkan kont0lnya dengan cepat dan tiba-tiba sehingga nancap semuanya di non0kku.
“ssshhhhh…..”, erangku sambil terpejam. Dia mulai mengenjot kont0lnya keluar masuk non0kku dengan cepat dan keras.
Aku merasakan nikmat yang luar biasa karena gesekan yang makin sering di titik sensitif di dalam non0kku. Aku mulai memundur-majukan pantatku, sebentar kuputar goyanganku kekiri, lalu kekanan, memutar, mengiringi enjotan kont0lnya di non0kku. Aku meremas rambutnya, sesekali badannya kupeluk erat2. Tubuhku dan dia berkeringat , namun aku tidak perduli karena sedang merasakan nikmat. Dia terus mengenjotkan kont0lnya dengan cepat dan keras. Aku merasa sudah mau nyampe,
“cepetean ngenjotnya, lebih keras lagi, enak banget kont0l mas”, Kakiku kuangkat ke atas melingkari pinggangnya sehingga rasanya kont0lnya nancep makin dalem di non0kku. Akhirnya
“aahhhh”, kurasakan non0kku menegang dan mengejut-ngejut menjepit kont0lnya.
“Sin, non0kmu nikmat bangetnya bisa ngempot, baru kali ini aku ngerasain empotan non0k senikmat empotan kamu”, katanya sambil terus mengenjotkan kont0lnya.
“Aaahhhhh…. gila…. ini nikmat sekali… “, dia menancapkan kont0lnya sedalam2nya ke non0kku dan ngecretlah pejunya.
Terasa pejunya muncrat beberapa kali dalam non0kku, pejunya muncrat banyak sekali. Aku terkulai lemes, kupeluk dia
“Sin, enak banget ngent0t sama kamu, rasanya beda sama cewek lainnya yang pernah kuent0ti”, katanya.
“Sintia juga nikmat, abis kont0l mas gede banget. Sintia pengen lagi deh”. Dia mencabut kont0lnya, dan
menghidupkan TVnya, ternyata motelnya menanyangkan film biru, perempuan dengan wajah asia sedang nungging dient0t sama bule. kont0l si bule yang besar dan panjang keluar masuk non0k sicewek, dan ceweknya ber ah uh, seperti lazimnya film biru. Aku kembali terangsang melihat tayangan itu.
Aku merapatkan badanku ke badannya, toketku sebelah kiri udah nempel di badannya. kont0lnya kuraba, ternyata sudah ngaceng lagi dengan kerasnya. Dia membalas meremes toketku sambil mencium bibirku. Dia mulai menciumi toketku dan menghisap pentilku. Tangan satunya menjalar kebawah dan mengkilik2 non0k dan it1lku. Aku merintih2 karena napsuku sudah naik lagi. Kont0lnya yang sudah keras sekali kuremes2 dan kukocok2. Dia memutar badannya ke posisi 69 dan mulai menjilati non0k dan it1lku diantara pahaku yang sudah mengangkang lebar2. Jembutku dielus2nya sambil terus mengemut it1lku. Aku sudah tidak dapat menahan napsuku yang sudah berkobar2. kont0lnya segera kuemut2.
Akhirnya aku mengambil inisiatif menaiki badannya, menduduki kont0lnya sehingga kont0lnya kembali menyusup ke dalam non0kku, kutekan dengan keras sehingga sebentar saja kont0lnya sudah nancep semuanya ke non0kku. Aku mulai mengenjot kont0lnya dengan menaik-turunkan pantatku. kont0lnya keluar masuk non0kku seirama dengan enjotan pantatku. Aku udah nggak tahan lagi, sehingga enjotanku makin cepet dan keras. Toketku diremas2nya, dan pentilku terkadang diemut2nya.
“Sintia dah mau nyampe, enak banget kont0l mas deh”, erangku dan akhirnya aku ambruk diatas badannya. Terasa non0kku kedutan meremes2 kont0lnya.
Dia segera berguling sehingga aku telentang dibawahnya. Dia meneruskan permainan dengan mengenjotkan kont0lnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Nikmat sekali, baru nyampe sudah dienjot dengan keras. Dia terus saja mengenjot non0kku dengan cepat dan keras,
“Sin, tadi empotan non0kmu kerasa banget deh. Nikmat banget deh Sin ngent0t sama kamu”. Nggak lama lagi akhirnya dia pun hampir nyampe,
“Sin keluarin sama2 ya, aku hampir ngecret nih”. Aku tidak menjawab, kakiku melingkari pinggangnya dan kuteken keras2 sehingga kont0lnya nancep dalem sekali di non0kku, sampai akhirnya aku bergetar karena nyampe lagi
“nikmat banget, teken yang keras dong”. Dia mengenjotkan kont0lnya sedalam2nya di non0kku dan melenguh
“Sin, aku ngecret”. Terasa pejunya muncrat beberapa kali didalam non0kku. Oh nikmat banget rasanya, lemes banget badanku, aku memeluk dia erat2, dan dia akhirnya berbaring disebelahku, kont0lnya berlumuran peju dan cairan non0kku.
“lemes banget deh Sintia, ngent0t sama mas menguras tenaga ya”, kataku.
“Ya udah, tidur aja dulu, nanti bangun tidur kita ngent0t lagi”, jawabnya sambil memelukku. Karena lelah, aku tertidur dipelukannya.
Aku tidak tau berapa lama tertidur dipelukannya. Ketika aku terbangun, dia sedang memandangi wajahku yang masih ngantuk itu.
“Sin, kamu cantik sekali kalo sedang tidur, sayangnya kamu bukan istriku ya”.
“Enggak jadi istri tapi kan udah melayani napsunya mas”, jawabku tersenyum. Dia bangun dan masuk kamar mandi, keluar dari kamar mandi, dia membawa gayung, sabun dan handuk.
Dia mulai membersihkan non0kku yang belepotan pejunya dan lendirku sendiri. Setelah bersih, dia masuk ke kamar mandi lagi, terdengar suara air yang dibuang dan keran yang dibuka. Tak lama kemudian dia keluar dari kamar mandi membawa gayung yang tadi, lengkap dengan sabun dan handuk. Rupanya dia mengganti air digayung. Dia duduk disebelahku dan mulai menyeka wajahku, terus kebawah, ke toketku, perutku, non0kku lagi, pahaku sampai ke telapak kakiku. Aku jadi merinding, apalagi ketika toket, puser, non0k dan pahaku dielus2nya dengan handuk basah. Apalagi ruangan dingin karena AC tetap menyala. Aku hanya terpejam saja, menahan gelinya usapan handuk.
Selesainya dia berkata,
“Gantian dong”. Aku segera membuang air yang ada digayung dan mengisinya dengan air yang baru.
Aku kembali ke tempat tidur dan mulai mengelap wajah, leher, dada dan perutnya dengan handuk basah. kont0lnya kukocok2 dan kepalanya kuemut2.
“Enggak dilap malah diemut”, katanya.
Aku tidak menjawab karena kepalaku sedang mengangguk2 sehingga kont0lnya keluar masuk di mulutku. Cukup lama aku mengemut kont0lnya, sampe pelan2 kont0lnya mulai mengeras lagi. Segera kont0lnya kukocok2 dengan cepat sehingga ngaceng sempurna.
“sudah siap tempur lagi nih kont0l mas, kuat banget sih mas, dah ngecret 2 kali masih aja ngacengnya keras gini”.
Dia tidak menjawab, tapi segera memeluk dan mencium bibirku. Tangannya segera meremas2 toketku dan kemudian kembali mengilik2 it1lku. Dia tau bahwa napsuku akan cepat berkobar kalo it1lku dikilik2, dia benar – nggak lama kemudian aku sudah napsu kembali dan pengen segera dient0t. “Sintia udah pengen ngerasain kont0l mas keluar masuk non0k Sintia lagi, masukin dong”, aku merengek2.
Dia akhirnya menaiki aku dan segera menancapkan kont0lnya ke non0kku. Nikmat banget rasanya ketika kont0lnya yang besar itu segera menyesaki non0kku karena sudah nancep semuanya kedalam non0kku. Dia mulai mengenjot kont0lnya keluar masuk non0kku dengan cepat dan keras. Aku mulai mengerang2 keenakan. Pantatku bergerak kekiri dan kekanan mengimbangi enjotan kont0lnya. Toketku diremas2nya dengan kedua tangannya, dia bertumpu dengan sikutnya, hal ini menambah rangsangan buatku.
“Akhhh… Oukkkhhh” seruku kenikmatan. Dia memelukku erat dan mempercepat enjotan kont0lnya, makin lama makin cepat dan keras.
Aku tidak dapat menahan serangannya lagi, sehingga akhirnya aku melolong “Sintia nyampe lagi, nikmat banget ngent0t sama mas deh”. non0kku terasa berdenyut2 meremas kont0lnya sehingga dia pun meringis keenakan “Aah Sin, empotan non0k kamu kerasa banget. kont0lku kaya sedang diemut dan diremes. Empotanmu hebat banget Sin”.
Dia mencabut kont0lnya dari non0kku, aku ditunggingkannya dan dia menancapkan kont0lnya ke non0kku dengan keras, sekali enjot kont0lnya sudah masuk semua. Kemudian dia mulai lagi mengenjot non0kku dari belakang. Aku nelungkup ke bantal menahan rasa nikmat yang luar biasa ketika dienjot kont0lnya. Dia memegang pantatku sambil mengenjotkan kont0lnya dengan cepat dan keras. Aku nggak tahan untuk nyampe lagi, luar biasa enjotannya yang begitu merangsang aku sehingga aku cepat sekali nyampe.
“Sintia mau nyampe lagi, aakh”, seruku dan aku ambruk ke tempat tidur.
“Sin, kamu cepet banget nyampenya, aku belum kerasa mau ngecret”, katanya.
“Abis kont0l mas enak banget, mas pinter banget ngenjotnya, bisa ngilik titik sensitif Sintia. Terusin aja sampe mas ngecret lagi dinon0k Sintia”, jawabku.
Dia menelentangkan ku dan segera dinaikinya tubuhku. kont0lnya kembali ambles dinon0kku dan dia mulai mengenjotkan keluar masuk dengan cepat. Kalo ditekan, kont0lnya ambles semua di non0kku, ooh nikmat banget rasanya. Dia dengan perkasa terus mengenjotkan kont0lnya keluar masuk. Setelah ngecret 2 kali dinon0kku, ternyata dia bisa bertahan lebih lama. Kadang kont0lnya dicabut dari non0kku, dan sebentar kemudian ditancepkannya kembali dengan keras sehingga dengan sekali sodok langsung nancep semuanya ke non0kku.
“nikmat benget enjotan mas yang barusan, terus, yang keras”, aku merintih2.
Dia meneruskan cara enjotannya. Aku kembali berteriak2 keenakan. Aku menggoyangkan pinggulku kekiri dan kekanan,.ketika kont0lnya dicabut, pantatku refleks mengangkat keatas untuk mencegah kont0lnya lepas dari non0kku. Dia mengubah gaya enjotannya,sehabis menjotkan kont0lnya hingga masuk semua, dia menarik kont0lnya separuh beberapa kali kemudian digentakkannya kembali sehingga nancep kebagian paling dalam dari non0kku.
“Aaakh, makin lama dient0t mas makin nikmat rasanya, Sintia lemes banget deh”, kataku kepayahan. Dia terus mempermainkan non0kku dengan cara itu.
Kemudian dia memelukku erat2, menciumi wajah dan bibirku. kont0lnya tidak dienjotkan karena sudah nancep dalam sekali, tetapi digerak2kan. Lebih nikmat lagi rasanya karena seakan2 kont0lnya sedang menggaruk2 non0kku.
“pinter banget sih mas kasih kenikmatan sama Sintia”, teriakku.
Dia mulai lagi mengenjotkan kont0lnya keluar masuk dengan keras dan cepat. Aku menggeliat2 keenakan sambil mengerang2. Aku membelitkan kakiku ke pinggangnya, supaya dia cuma bisa mengeluar-masukkan kont0lnya ke non0kku tanpa bisa mencabutnya.
“Sin, aku udah mau ngecret”, akhirnya dia melenguh.
Kakiku yang melingkar dipinggangnya kuturunkan, aku mengangkang selebar2nya karena aku yakin dia akan mengenjotkan kont0lnya lebih cepat dan keras lagi. Dia dengan terengah2 terus mengenjot non0kku, sampai akhirnya
“Sin, aku ngecret”. Terasa pejunya muncrat beberapa kali dalam non0kku, dan bersamaan dengan itu akupun nyampe lagi “aakh nikmat banget ari ini, mas luar biasa sekali sehingga Sintia nyampe 3 kali baru mas ngecret”. non0kku terasa berdenyut2 meremas2 kont0lnya. Keringatku bercampur dengan keringatnya yang membanjir walaupun AC dalam kamar menyala.
Setelah denyut jantung kembali normal, kami masuk kamar mandi dan membersihkan diri. Dia menelpon room service pesan makan. Tidak lama kemudian, pesanannya datang. Aku segera masuk ke kamar mandi dan dia dengan hanya balutan handuk menerima dan membayar pesanan makanan itu. Setelah itu, segera makanan kusantap dengan lahap. Sehabis makan aku masuk kekamar mandi membersihkan diri. “Sin, ngapain bebersih, kan sebentar lagi keringatan lagi”, katanya dari ranjang.
Ketika keluar dari kamar mandi, dia sudah berbaring di ranjang sambil mengelus2 kont0lnya. Aku berbaring disebelahnya dan segera mengelus2 kont0lnya juga. Dia membiarkan aku mengelus2 kont0lnya, kuremas2 dan mulai kukocok2. Nggak lama kemudian kont0lnya mulai mengeras. Dia mulai mencium bibirku dengan napsu, toketku pun diremas2nya dengan gemas. Perlahan dia mulai menciumi toketku, pentilku menjadi sasaran emutannya, aku mendesah2 keenakan.
“Terus dong, enak”, erangku.
Bibirnya terus menjelajah kebawah, ke non0kku. Pahaku dikangkangkannya, sehingga belahan non0kku menganga. Dia mulai menjilati non0kku yang sudah basah. Aku tambah melenguh2 ketika it1lku menjadi sasaran jilatannya yang berikut.
“enak banget, Sintia dah napsu nih. Dient0t dong”, pintaku.
Dia tidak memperdulikan eranganku, malah it1lku diemutnya, sementara tangannya terus meremas2 toketku dan memlintir2 pentilku. Rangsangan yang aku terima pagi buta itu makin besar sehingga akhirnya aku tidak dapat menahan diriku lagi,
“Sintia nyampe aah”.
“Cepat banget Sin, belum dient0t”, jawabnya.
Aku terkulai lemas karena sudah nyampe, kont0lnya segera kuremas2 lagi. Dia kembali mencium bibirku dengan ganas, aku menyambut ciumannya. Lidahku segera melilit lidahnya dan dia menghisap lidahku yang masuk kemulutnya. Toketku terus diremas2nya.
“Sin, isep kont0lku dong”, pintanya, segera saja aku merubah posisi dan mulai menjilati kont0lnya yang sudah keras banget ngacengnya.
Kepala kont0lnya mulai kuemut dan tak lama kemudian kepalaku mulai mengangguk2, mengeluar masukkan kont0lnya ke mulutku. Gilirannya yang melenguh,
“Enak banget Sin”. non0kku yang berasa dekat mulutnya kembali menjadi sasaran, Lidahnya segera menyerbu masuk dan mulai menjilat it1lku lagi. Napsuku dengan cepat berkobar kembali.
Aku direbahkannya dan tubuhnya langsung menindihku sembari menciumi bibirku. kont0lnya diarahkan hingga berada tepat di depan mulut non0kku, digosok-gosokkannya kont0lnya di lipatan non0kku. Sensasinya sangat mengenakkan, aku memeluknya erat sekali sambil terus mengerang nikmat. non0kku semakin basah dan perlahan kont0lnya yang besar mendesak masuk ke dalam non0kku. Aku mengangkat kedua kakinya hingga selakanganku lebih terbuka lebar sehingga kont0lnya dengan leluasa menerobos masuk non0kku. Aku mengeluh,
“Aduh.., enak banget deh”. Saat itu kont0lnya telah masuk semua, dia diam sejenak dan kemudian dengan perlahan mulai mengenjotkan kont0lnya keluar masuk, semakin lama semakin kencang hingga memasuki non0kku sampe mentok.
Dia terus mengenjotkan kont0lnya dengan penuh napsu sambil melumat habis bibirku dan meremas toketku yang mengeras. Ciumannya mulai turun ke leherku, aku mendesah kenikmatan.
“Sintia hampir..” aku makin mendesah nggak karuan. Dia tidak memperdulikan eranganku, kont0lnya terus dienjotkan keluar masuk non0kku dengan keras dan cepat.
Aku terus mendesah desah, sementara enjotan kont0lnya makin cepat saja kedalam non0kku.
“Sintia mau nyampe lagi.. Ahh..”, rintihku.
“Aku juga Sin..”, balasnya.
Enjotannya dipercepat dan akhirnya pejunya muncrat memenuhi non0kku. Bersamaan dengan itu, aku mengejang keenakan. Aku nyampe berbarengan dengan dia. non0kku terasa berdenyut2 meremas2 kont0lnya.
“Enak banget Sin”, erangnya.
Aku dipeluknya sambil mencium keningku, kon tolnya masih tertanam di non0kku sampai mengecil dengan sendirinya. Dia akhirnya mencabut kont0lnya. Ranjang telah sangat basah oleh cairan kami berdua. Lalu kami berdua kembali membersihkan diri, berpakaian dan cek out. Luar biasa napsu dan kekuatan dia, aku lemes banget deh. Dia ngentotin aku sampe 4 ronde, gak ada matinya tu orang.
Sampai disitulah cerita gue, moga bermanfaat buat lo semua ya, tapi inget gue bukanlah tante girang, gue hanya istri seorang pria yang kebetulan salah